Photo dokumentasi penandatanganan Kaisar Hirohito sebagai atas menyerah tanpa bersyaratnya kekalahan Jepang atas Amerika
Konflik
Jepang dan Amerika Serikat Serta Dampak Positif Kekalahan Jepang Atas
Amerika di PD II
Jepang
merupakan suatu negara di Asia Tenggara yang tidak bisa dipanndang hanya sebelah
mata oleh dunia, secara histiris Jepang sudah berakarkan kebudayaan yang kuat. berdasarkan
akulturasi yang harmoni pada masa pegaruh Dinasti Cina dan memiliki jiwa
semagat juang yang tinggi dan sebagai bangsa yang sadar akan pentingnya pendidikan
untuk membagun dasar suatu negara yang kuat serta sadar akan pentinnya penyerapan ilmu-ilmu
untuk kemajuan bangsanya, namun ini semua tidak lantas melupakan jati diri
negara jepang yang tetap memiliki ke khassannya tersendiri.
Negara Jepang selalu terkenal degan inovasi
untuk menuju kemajuan bagsanya ke arah negara yang lebih moderen, hal ini bisa
kita lihat secara historis Jepang pada masa Resorasi Meiji. sebelum ada kebijakan Restorasi Meiji, politik luar
negri Jepang di tentukan oleh sikap menolak terhadap bangsa di dunia, yaitu
ketika ke Sogunan Tokugawa pada masa kesogunan ini menerapkan politik isolasi.
Tidak ada bangsa lain yang di izinkan
masuk kecuali Belanda yang masih diperbolehkan membuka perwakilan dagang
di Pulau Dashima, Nagasaki. Politik isolasi ini bermaksud untuk menolak pegaruh dari luar negri
terhadap Jepang. Ketika itu Jepang tidak hanya menutup pintunya dari luar,
tetap juga tidak begerak ke luar, sebelumnya Jepang megadakan hubugan degan
Cina, bahkan pernah melakukan operasi militer ke Korea . Oda Nobunaga pernah
menyerang Korea degan tujuan menaklukan Cina. (Agung, 2015 : 80)
Setelah Rsetorasi Meiji dan
runtuhnya Shogun Tokugawa, politik isolasi berakhir sudah. Semua politik luar
negri ditujukan untuk menyelenggarakan semboyan “Sono Joi” dan Fokuku
Kyohei.” Hal ini merupakan suatu politik yang bersifat defensif, yakni
bermaksud untuk menghapuskan hak-hak ekstrateritorial bangsa-bangsa Barat
(Eropa & Amerika Serikat) di bumi Jepang dan membuka kemungkinan bagi
Jepang agar dapat memperoleh ilmu
pegetahuan dan teknologi dunia Barat.
Kegemilangan
Jepang yang diperoleh hingga 1937, di perang Dunia I belumlah memberikan
kepuasan kepada Jepang. Sebaliknya jepang semakin agresif, hal ini Nampak jelas
degan cita-cita pembentukan Negara Asia Timur Raya. Degan ini jepang berambisi
besar untuk menggantikan kedudukan bangsa-bangsa Asia dari penjajahan kulit
putih. Cita-cita yang tinggi memaksa Jepang harus melipatkan diri dalam kacah
peperangan di pasifik yang kemudian
dikenal degan perang pasifik. (Agung, 2015 : 83)
Adapun
faktor-faktor yang menyebabkan Jepang bercita-cita ingin membentuk negara asia
timur yaya adalah sebagai berikut:
Ø
Jepang
insyaf benar akan panggilannya untuk menjadi pemimpin di Asia. Kita masih igat
akan tentunya degan plakad Jepang di Indonesia, degan semboyan 3 a, yaitu:
Jepang Cahaya Asia, Jepang Sebagai Pelindung Asia, dan Jepang Pelindung Asia,
Ø
Jepang
merasa dirinya kuat untuk berhadapan degan kekuatan Barat yang besar di Asia
dan pasifik.
Ø
Kemajuan
industri dan perdagangan yang pesat memaksa jepang untuk mencari daerah-daerah
Asia sebagai tempat pemasaran dan pengambilan barang mentah.
Ø
Kepadatan
penduduk yang semakin cepat perkembangannya, ini merupakan permasalahan yang
sulit dipecahkan bagi Jepang. Satu-satunya jalan megatasi masalah penduduk
adalah memindahkan sebagian penduduk Jepang ke daerah-daerah lain. Apabila
cita-cita Jepang bisa terealisasikan ,asalah nasional Jepang ini dapat di
pecahkan.
Untuk
merealisasikan cita-citanya ini Jepan melakukan tindakan-tindakan sebagai
berikut:
Ø
Membuat
Pakta anti-Komunis (1936), yang beranggotakan Jepang, Jerman, Italia, Hongaria,
Manchukuo dan Spayol.
Ø
Membentuk
Pakta Poros (1940) setelah Jepang berhasil menguasai Indocina dari tangan
Prancis pada 1940, maka Jepang segera megadakan perjanjian degan Jerman dan
Italia.
Ø
Megadakan
perjanjian degan Uni Soviet 1941 (Neotrality Pact), yaitu perjanjian agar tidak
sasling menyerang.
Ketiga
tindakan tersebut tidak lain merupakan
usaha Jepang untuk memperkuat pertahanan diri terhadap kemungkinan adanya
bahaya dari rintagan negara-negara lain. Sehingga degan pertahanan yang
kuat Jepang berharap akan mencapai cita-citanya,
yakni meguasai Asia Timur dan Pasifik. Sekalipun Jepang menyadari ada kekuatan
besar yang telah lama berkuasa dan berpengaruh di Asia Pasifik, yaitu Amerika
Serikat.
Dalam
realisasikan acita-citan pembentukan Negara Asia Timur Raya, mendapat tantangan
yang baik darai bangsa-bangsa Asia sendiri maupun bangsa-bangsa Barat, di
antaranya Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat lah yang dipandang berbahaya bagi
Jepang. Inggris kalaitu baru memiliki pangkalan angkatan laut di Sigapura .
akan tetapi pada saat itu Inggris terpaksa memusatkan perhatian ke Eropa untuk
menghadapi Jerman, kini hanya Amerika Serikat yang menjadi penghalang utama
Jepang. (Latourette,1957 : 102)
Sebagaimana
kita tau Amerika Serikat sendiri pada saat itu sudah menyandang The Word Power, Amerika Serikat sendiri
merupakan penguasa di Pasifik. Tempat tersebut dijadikan sebagai basis
pertahanan dan sekekaligus untuk mengadakan pengawasan terhadap kepentigannya
di Asia. Jepang sendiri mengetahui benar akan kepentigan amerika di Peari
Harbour sebagai pertahanan penting Amerika Serikat, oleh karena itu Jepang
sagat memperhitungkan degan cermat, secara diam-diam akan menghancurkan Pearl
Harbour. Jika jepang tidak melakukan hal ini berarti Jepang degan cita-citanya
akan menemukan kesulitan yang lebih besar. (Agung, 2015 : 85)
Amerika
Serikat juga sudah mengetahui bahwa pertentagan degan Jepang akan menjadi rumit,
oleh karena itu Amerika Serikst mengambil tindakan yaitu sebagai berikut.;
Ø
Membekukan
kekayaan jepang yang ada di Amerika Serikat
Ø
Menunjuk
Jendral MascArthur untuk menjadi kepala stap angkatan perang Amerika Serikat.
Ø
F.D.
Roosevelte dan W.Churhill megadakan pertemuan diteluk Argentina dan New
Foundland,
Sebelum
perang pasifik pecah degan jalan diplomasi jepang masih mencoba mendapatkan
pengesahan dari Amerika Serikat megenai posisinya yang istimewa di Asia. Akan
tetapi usaha ini gagal, karena Amerika
Serikat Memiliki prinsip yang berbeda. Yakni demi kepentingan ekonominya maka daerah pasifik harus dikuasainya,
halinilah yang membahayakan penghalang bagi cita-cita Jepang untuk membentuk Negara Asia Timur Raya.(Martinah,1976
:36)
Mentri
luar negri Amerika Serikat, Cordell Hull menyatakan kepada Jepang (Hideki Toju,
selaku Mentri Perang) bahwa Jepang mendapatkan bahan yang diinginkan degan
sarat Jepang mau menarik pasukannya dari Cina dan Indocina. Tetapi Jendral
hideki Toju menolak pernyataan tersebut dan menyatakan jika perlu akan
melawannya. Hideki Toju juga mengajukan beberapa usulan kepada Amerika Serikat
yaitu:
Ø
Meminta
AS agar menghentikan bantuannya kepada Cina
Ø
Amerika
menghentikan pembekuan modal Jepang dan membiarkan agresi militer ke Cina.
Ø
Apabila
AS mau memenuhi tututan tersebut maka Jepang akan menghentikan ekspansinya.
Hideki
Tojo sebenarnya tidak yakin kalua Amerika Serikat akan menerima tuntutan
tersebut. Perang puntakterelakan lagi degan dimulainya pemboman Pear Harbour
oleh Jepang pada 7 Desember 1941, di mana pada masa awal Jepang ada dalam ofensif berakhir kemenagan dipihak Sekutu. Kekuatan
Jepang benar-benar lumpuh setelah dibomnya Kota Hirosima dan Nagasaki oleh
pihak Sekutu pada 6 dan 9 Agustus 1945. Perjanjian penyerahan Jepang kepada
Sekutu ditandatangani pada 2 September 1945 di atas geladak kapal Missouri. Degan demikian nasib “Negara
Matahari Terbit sementara terbenam” demikianlah ungkapan yang muncul ketika
Jepang kalah Perang Pasifik dan masuk
pada pendudukan Amerika Serikat.
Sejak
itulah maka Jepang secara resmi masuk kedalam masa yang istimewa dalam sejarah
yakni masa kependudukan Amerika Serikat selama kurang lebih selama 6 tahun
(1945-1951) selama masa inilah pengalaman-pengalaman modern, dimana rakyt
Jepang berevolusi dalam tempo yang singkat pula. Politik penduduksan AS di
jepang memang keras, akantetapi juga bisa dikatakan lunak. Dikarenakan jepang
dipaksa untuk melepaskan kekuasaan
kekaisaran kemudian diambillah oleh AS, dan yang lebih berat lagi Jepang harus
membayar rampasan perang kepada negara-negara yang dirugikan oleh Jepang. Kontradiksinya
dikatakan lunak kependudukan AS karna memberi ruang Jepang untuk memulihkan
peekonomiannya yang hancur pasca perang. (Agung, 2015 : 90)
Jepang
dibimbing dan di beri bantuan untuk mengembangkan sistem demokrasi yang benar
ada empat dasar kebebasan dari F.D Rssevelt yang menjadi pedoman dan juga dasar
dalam pelaksanaan pendudukan yaitu:
a)
Fredom of speech and expression (kebebasan untuk berpendapat dan berekspresi)
b)
Fredom of every person to wordhip God in his owen way (kebebasan dalam memuja tuhan degan cara
masing-masing)
c)
Fredom from
wante (kebebasan dari
kemiskinan)
d) Fredom
from fear (kbebasan dari
ketakutan)
Politik
kependudukan Amerika Serikat inilah yang menguntungkan bagi Jepang yang bisa
memberikan dampak yang positif karna kesempatan bagi Jepang untuk megembangkan
sistem perekonomian dan demokrasi, dalam pelaksanaannya kependuddukan nya di
Jepang AS mengangkat MacArtur sebagai SCAP penjalan politik negara-negara
sekutu di Jepang.
Selma
kependuduka Amerika Serikat di Jepang ada tiga pelaksanaan politik kependudukan
yang dibagi menjadi tiga bagian Periode Revormasi (1945-1948) lalu Periode
Penetapan (1949-1950) lalu yang terakhir Periode Ratifikasi (1950-191) dari
periode-periode inilah jepang banyak mendapatkan perubahan yang besar dari
berbagai bidang baik ekonomi, politik, pendidikan. Teknologi dan pertahanan(Agung, 2015 : 91)
Dari
sinilah sebuah pembelajaran Negara Jepang yang selalu belajar dari pengalaman
yang pahitnya sekalipun, namun berbuah manis pada akhirnya. Degan cita-citanya
pada Restorasi Meiji igin memoderennisasikan jepang kurang maksimal dan belum
sepenuhnya berhasil, terapi tanpa segaja justru kekalahan perang atas
Amerikalah yang membawa Jepang kearah Negara yang Lebih Moderen dan maju, dan
kemudian Degan adanya perjanjian Perdamaian Perjanjian Fransisco, setelah
disetujui oleh kedua belah pihak yang menetapkan sebsgsi berikut:
1.
Jepang
mengakui atas kemerdekaan Korea dan kehilagan atas haknya atas Korea.
2.
Jepang
kehilagan haknya atas Tiwan dan Pascadores.
3.
Jepang
kehilagan haknya atas Kurile, Shakalin dan pulau-pulau lainnya melalui
perjanjian Perdamaian Portesmonth 1905.
4.
Jepang
menyerahkan segala miliknya dipasifik.
5.
Jepang
kehilagan atas wilayahnya di Antartika.
6.
Jepang
kehilagan haknya atas Pulau Spartly.
Dari pihak Jepang naska tersebut di
tandatagani oleh Perdana Mentri Yoshida, sedangkan dari Amerika Serikat oleh
mentri Jhon Foster Dunlles. Perjanjian perdamaina ini ditandatagani pada 8
September 1951 itu merupakan proses akhir pendudukan Amerika Serikat atas
Jepang(Martinah,1976 : 41)
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Agung, Leo.2015. Sejarah Asia Timur 2. Yogyakarta : Ombak
tourette K.S
1957. The Historiy of Japan. New York
: The Macmillan Companiy
JURNAL
Martinah, p.w. 1976. Sejarah
Jepang, Ringkasan dari History of
Japan. Karya K.S. Latourette.