Tuesday, October 10, 2017

PERANAN PARA PENDAKWAH ISLAM DI KALIAMNTAN DAN DIBALIK SEJARAH BERDIRINYA MASJID SHIRATHAL MUSTAQIEM SAMARINDA












Assalamualaikum. Salam sejahtra sob. jumpalagi di postingan kedua saya kali ini, yang akan membahas sejarh lokal yang ada di Provinsi Kalimantan Timur. tepatnya di kelurahan Masjid, Kecamatan Samarinda Seberang. 

        Masjid Shiratal Mustaqiem adalah masjid tertua sob dikota samarinda. masjid inipun merupakan tonggak awal nya berkembangnya agama islam di Ibu Kota Kalimantan Timur yaitu Samarinda. saya akan mencoba membahas melalui sudut pandang yang berbeda. pada pembahasan kali ini langsung KUYY..... langsung aja sob di baca. 

PERANAN PARA PENDAKWAH ISLAM DI KALIAMNTAN DAN DIBALIK  SEJARAH BERDIRINYA  MASJID SHIRATHAL MUSTAQIEM SAMARINDA
                       Perjalanan para pendakwah islam di Indonesia tidak terbatas haya di pulau Sumatera atau Jawa saja. Hampir seluruh sudut  kepulauan di Indonesia telah tersentuh oleh indahnya syiar-syiar yang diserukan oleh para pendakwah islam yang menyerukan konsep rahmatan lil alamin.
                       Persebaran islam ke berbagai daerah di Indonesia tidaklah berlangsung secara bersamaan. Bayak proses yang  dilalui  sehingga islam dapat diterima di setiap daerah. Begitu pula dengan masuknya islam ke indonesia ada terdapat tiga teori yang menjelaskan yang pertama Teori Gujarat, kemudian Teori Persia, dan Teori Arabia atau Mekah. Teoti-teori ini berpendapat darimana proses awal masuknya  Islam. Dan melalui jalur apa saja masuknya islam ke Indonesia.
                       Jalur persebaran agama islam di indonesia banyak melalui dari jalur perdagangan inilah yang membuat Islam cepat menyebar dari berbagai daerah di indonesia. Dan melalui perdagangan inilah salahsatu kunci hubugan yang mengikat tanah air dari sejak dulu. Yang mana indonesia terdiri dadari ribuan pulau-pulau besar dan pulau kecil yang dipisahkan oleh lautan dan selat-selat. Bukan haya berdagang para mubalig-mubalig pun ikut andil dalam mensiarkan agama Islam dan para alim ulama tentunya yang sagat memberi pengaruh besar terhadap persebaran agama Islam di setiap daerah indonesia. (herry,2003:16)
                       Peranan para ulama yang berdakwah di Sumatra dan Jawa melahirkan para mubaling-mubaling yang terus menerus mengalir. Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo kala itu. melalui dua pintu yang mpertama melalui jalur Malaka, yang dikenal sebagai kerajaan Islam setelah kerajaan Perlak dan Pasai. Jatuhnya ke tangan penjajah portugis ini membuat dakwah kian menyebar. Para mubalig-mubaling dan komunitas islam kebanyakan mendiami pesisir Brat Kalimantan. Jalur ini yang digunkan para mubalig yang dikirim dari Tanah Jawa.
                       Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini menemui puncaknya saat kerajaan Demak berdiri. Demak banyak mengirimkan para mubalig ke Kalimantan perjalanan dakwah pula yang akhirnya melahirkan kerajaan Islam Banjar dan para ulma-ulama besar seperti syekh Muhammad Arsyad al Banjari dan juga pensiar islam seperti yangterkenal Dato Ri Bandang msrupakan murid dari Sunan Giri. Seperti terdapat dalam hikayat Kutai “yang menyatakan orang alim itu datang ke Kutai bersama tuan Tanggang Paragan untuk mengislamkan Kutai tetapi ia kembali lagi ke Makassar” Dato Ri Bandang kembali untuk mengislamkan kerajaan gowa dan talo di Sulawesi Selatan. (herry,2003:17)
                       Kemudian ada pula seorang bangsawan kerajaan Wajo, Sulawesi Selatan. Yang datang bersama pengikutnya menghadap Raja Kutai pada tahun 1668. Yang bernama Deng Mangkona ia juga berkontribusi besar terhadap lahirnya islam di Kota Samarinda tepatnya daerah samarinda sebrang.
                       Daeng Mangkona pernah membantu Kerajaan Kutai saat Kerajaa Kutai diserang bajak laut dari Solok Filipina. Deng Mangkona beserta para pengikutnya tidak tinggal diam ia ikut membantu pihak Kerajaan Kutai mengusir bajak laut. Atas jasa-jasanya maka pada tahun 1672 Daeng Mangkona. diberi tanah di Samarinda Sebrang, dan dari sisnilah awal titik dakwah Daeng Mangkona beserta para pengikutnya. Di tanah pemberian itulah Daeng Mangkona diberi hak otonom untuk memerintah daerah sendidri setelah di beri gelar, Pua’ Ado pada tahun 1708 oleh Kerajaan Kutai. Halinilah yang membuat Smarinda Sebrang menjadi pusat syiar Islam. (Daliman, 2012:202)
                       Seiring degan berjalannya waktu datanglah seorang Said Abdurachman bin Assegaf atau yang lebih dikenal dengan Pangeran Bendahara. Yaitu seorang bangsawan dan pedagang Muslim asal Pontianak, Kalimantan Barat. Karna ketekunan dan ketaatannya dalam menjalankan syariat Islam, maka Sultan Kutai Aji Muhammad Sulaiman. Menganggkat Ayaid Abdurachman. Menjadi sebagai kepala Adat dan Agama di Samarinda Sebrang pada tahun 1880. (edy,2015:online)
                      Meski merupakan kawasaan syiar Islam kala itu di Samarinda Sebrang terkenal dengan salah satu kawasan yang dimana tempat tersebut sering menjadi kawasaan, seperti berjudi dan sabung ayam. Bahkan menjadi tempat penjualan minuman keras. hal itulah yang menimmbukan keresahan warga sekitar. Ini jelas merusak citra Samarinda Sebrang sebagai pusat syiar kala itu. Tak ingin berlarut-larut pangeran bandar apada saat itu dan tokoh masyarakat lainnya berunding. Mencari jalan keluar yang terbaik agar Samarinda Sebrang bersih dari perbuatan haram itu. Rundingan menyepakati, lahan seluas 2. 028 meter persegi di sana akan didirikan masjid.
                      Pada tahun 1881 Said Abdurahman bin al Assegaf membagun Masjid Siratal Mustaqem dan mulai mendirikan empat tihang utama Masjid yang pendiriannya ini dikisahkan dibantu oleh seorang yang tidak dikenal dengan memakai jubah putih, dikarnakan para warga kesusahan mendirikan keempat tihang itu dan ia konon menuru cerita para setempat mendirikannya sendiri. Dengan sarat para warga diharuskan pulang dan pada sholat subuh baru bisa melih. Para warga dan benar keesokan harinya sudah berdiri keempat tihang tersebut. Keempat tihang ini diambil dari empat kampung besar di Samarinda kala itu untuk dengan tujuan agar pembangunan masjid ini akan lebih dikenal masyarakat kala itu. Dan adapun makna dari ke empat tihang ini dari ajaran Islam yang menyimbolkan empat ilmu yaitu tihang yang pertama syariat, hakikat, maripat, dan hakikat. Dan setelah rampung pembagunasn masjid ini pada 1901 ada seorang masyarakat yang menyumbangkan Al-quran tulisan tangan dan ada pula Hendry Dasen, seorang saudagar kaya berkebanggsaan Belanda menyumbangkan uang untuk pembangunan menara masjid yang berbentuk msegilima setinggi 21 meter. Menara ini berdiri tepet dibelekang kiblat masjid dan luas masjid sekitar 625 m. Bentuk arsitektur masjid ini tidak jauh dengan masjid-masjid tua di Indonesia yang dimana berbentuk atap tumpang ganjil  seperti candi makin atas semakin mengerucut dan padaatasnya tidak memiliki kubah tetapi tetap ada simbul bulan sabit dan intang yang mengikuti akulturasi bagunan lokal kahas melayu dan jawa.  (edy,2015:online)
                      Peranan para ulama di indonesia sanagatlah besar dalam penyebaran Islam di Indonesia khususnya degan berbagai jalur yang mereka lalui dan peninggalan-peninggalan bersejarah lainnya seperti masjid dan dandalam berbagaihal lainnya yangmana kebudayaan itu menjadi semakin kaya disetiap daerahnya dan menjadi keunikan tersendiri di setiap daerah yang  memiliki ke khasannya masing-masing dan masuknya islampun tanpa menghilangkan identitas dari bangsa Indonesia sendiri dan mungkin ini yang menjadi alasan mengapa islam bisa mudah diterima oleh masyarakat indonesia.

                begitulah ulasan singgat berupa artikel di postingan saya kali ini sob. sekian dulu pembahasan  dari saya, semoga di postingan kali ini bisa mejadi sumber pembelajaran dan reprensi untuk mengetahui sejarah lokal. yang ada di Kalimantan Timur. 
selalu igat sob melalui sejarah kita dapat belajar banyak hal tentang kehidupan. 

jangan lupa yah sob tinggalkan jejak dengan komennya.!
kritik & sarannya saya tunggu sob?

 
             Jadi ingatlah kawan, seperti pesan Bung Krno . Jangan Sekali-kali Meupakan Sejarah 
#SALAM_JASMERAH
Terlalu sempit mengisi pengetehuan tanpa sejarah.
Terlalu lauas mengetahui sejarah tanpa ilmu.
Tetapi betapa lengkap. Ilmu pengetahuan dengan mengetahui sejarah,
@falkoni_rizal