Assalamualaikum. Salam sejahtra sob. jumpalagi di postingan kedua saya kali ini, yang akan membahas sejarh lokal yang ada di Provinsi Kalimantan Timur. tepatnya di kelurahan Masjid, Kecamatan Samarinda Seberang.
Masjid Shiratal Mustaqiem adalah masjid tertua sob dikota samarinda. masjid inipun merupakan tonggak awal nya berkembangnya agama islam di Ibu Kota Kalimantan Timur yaitu Samarinda. saya akan mencoba membahas melalui sudut pandang yang berbeda. pada pembahasan kali ini langsung KUYY..... langsung aja sob di baca.
PERANAN
PARA PENDAKWAH ISLAM DI KALIAMNTAN DAN DIBALIK SEJARAH BERDIRINYA MASJID SHIRATHAL MUSTAQIEM SAMARINDA
Perjalanan
para pendakwah islam di Indonesia tidak terbatas haya di pulau Sumatera atau
Jawa saja. Hampir seluruh sudut kepulauan di Indonesia telah tersentuh oleh
indahnya syiar-syiar yang diserukan oleh para pendakwah islam yang menyerukan
konsep rahmatan lil alamin.
Persebaran
islam ke berbagai daerah di Indonesia tidaklah berlangsung secara bersamaan. Bayak
proses yang dilalui sehingga islam dapat diterima di setiap
daerah. Begitu pula dengan masuknya islam ke indonesia ada terdapat tiga teori
yang menjelaskan yang pertama Teori Gujarat, kemudian Teori Persia, dan Teori
Arabia atau Mekah. Teoti-teori ini berpendapat darimana proses awal masuknya Islam. Dan melalui jalur apa saja masuknya
islam ke Indonesia.
Jalur
persebaran agama islam di indonesia banyak melalui dari jalur perdagangan inilah
yang membuat Islam cepat menyebar dari berbagai daerah di indonesia. Dan
melalui perdagangan inilah salahsatu kunci hubugan yang mengikat tanah air dari
sejak dulu. Yang mana indonesia terdiri dadari ribuan pulau-pulau besar dan
pulau kecil yang dipisahkan oleh lautan dan selat-selat. Bukan haya berdagang
para mubalig-mubalig pun ikut andil dalam mensiarkan agama Islam dan para alim
ulama tentunya yang sagat memberi pengaruh besar terhadap persebaran agama
Islam di setiap daerah indonesia. (herry,2003:16)
Peranan
para ulama yang berdakwah di Sumatra dan Jawa melahirkan para mubaling-mubaling
yang terus menerus mengalir. Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal
dengan Borneo kala itu. melalui dua pintu yang mpertama melalui jalur Malaka,
yang dikenal sebagai kerajaan Islam setelah kerajaan Perlak dan Pasai. Jatuhnya
ke tangan penjajah portugis ini membuat dakwah kian menyebar. Para
mubalig-mubaling dan komunitas islam kebanyakan mendiami pesisir Brat
Kalimantan. Jalur ini yang digunkan para mubalig yang dikirim dari Tanah Jawa.
Ekspedisi
dakwah ke Kalimantan ini menemui puncaknya saat kerajaan Demak berdiri. Demak
banyak mengirimkan para mubalig ke Kalimantan perjalanan dakwah pula yang
akhirnya melahirkan kerajaan Islam Banjar dan para ulma-ulama besar seperti
syekh Muhammad Arsyad al Banjari dan juga pensiar islam seperti yangterkenal
Dato Ri Bandang msrupakan murid dari Sunan Giri. Seperti terdapat dalam hikayat Kutai “yang menyatakan orang
alim itu datang ke Kutai bersama tuan Tanggang Paragan untuk mengislamkan Kutai
tetapi ia kembali lagi ke Makassar” Dato Ri Bandang kembali untuk mengislamkan
kerajaan gowa dan talo di Sulawesi Selatan. (herry,2003:17)
Kemudian
ada pula seorang bangsawan kerajaan Wajo, Sulawesi Selatan. Yang datang bersama
pengikutnya menghadap Raja Kutai pada tahun 1668. Yang bernama Deng Mangkona ia
juga berkontribusi besar terhadap lahirnya islam di Kota Samarinda tepatnya
daerah samarinda sebrang.
Daeng
Mangkona pernah membantu Kerajaan Kutai saat Kerajaa Kutai diserang bajak laut
dari Solok Filipina. Deng Mangkona beserta para pengikutnya tidak tinggal diam ia
ikut membantu pihak Kerajaan Kutai mengusir bajak laut. Atas jasa-jasanya maka
pada tahun 1672 Daeng Mangkona. diberi tanah di Samarinda Sebrang, dan dari
sisnilah awal titik dakwah Daeng Mangkona beserta para pengikutnya. Di tanah
pemberian itulah Daeng Mangkona diberi hak otonom untuk memerintah daerah
sendidri setelah di beri gelar, Pua’ Ado pada tahun 1708 oleh Kerajaan Kutai.
Halinilah yang membuat Smarinda Sebrang menjadi pusat syiar Islam. (Daliman, 2012:202)
Seiring
degan berjalannya waktu datanglah seorang Said Abdurachman bin Assegaf atau
yang lebih dikenal dengan Pangeran Bendahara. Yaitu seorang bangsawan dan
pedagang Muslim asal Pontianak, Kalimantan Barat. Karna ketekunan dan ketaatannya
dalam menjalankan syariat Islam, maka Sultan Kutai Aji Muhammad Sulaiman.
Menganggkat Ayaid Abdurachman. Menjadi sebagai kepala Adat dan Agama di
Samarinda Sebrang pada tahun 1880. (edy,2015:online)
Meski
merupakan kawasaan syiar Islam kala itu di Samarinda Sebrang terkenal dengan
salah satu kawasan yang dimana tempat tersebut sering menjadi kawasaan, seperti
berjudi dan sabung ayam. Bahkan menjadi tempat penjualan minuman keras. hal
itulah yang menimmbukan keresahan warga sekitar. Ini jelas merusak citra
Samarinda Sebrang sebagai pusat syiar kala itu. Tak ingin berlarut-larut
pangeran bandar apada saat itu dan tokoh masyarakat lainnya berunding. Mencari
jalan keluar yang terbaik agar Samarinda Sebrang bersih dari perbuatan haram
itu. Rundingan menyepakati, lahan seluas 2. 028 meter persegi di sana akan
didirikan masjid.
Pada
tahun 1881 Said Abdurahman bin al Assegaf membagun Masjid Siratal Mustaqem dan
mulai mendirikan empat tihang utama Masjid yang pendiriannya ini dikisahkan
dibantu oleh seorang yang tidak dikenal dengan memakai jubah putih, dikarnakan
para warga kesusahan mendirikan keempat tihang itu dan ia konon menuru cerita
para setempat mendirikannya sendiri. Dengan sarat para warga diharuskan pulang
dan pada sholat subuh baru bisa melih. Para warga dan benar keesokan harinya
sudah berdiri keempat tihang tersebut. Keempat tihang ini diambil dari empat
kampung besar di Samarinda kala itu untuk dengan tujuan agar pembangunan masjid
ini akan lebih dikenal masyarakat kala itu. Dan adapun makna dari ke empat
tihang ini dari ajaran Islam yang menyimbolkan empat ilmu yaitu tihang yang
pertama syariat, hakikat, maripat, dan hakikat. Dan setelah rampung pembagunasn
masjid ini pada 1901 ada seorang masyarakat yang menyumbangkan Al-quran tulisan
tangan dan ada pula Hendry Dasen, seorang saudagar kaya berkebanggsaan Belanda
menyumbangkan uang untuk pembangunan menara masjid yang berbentuk msegilima
setinggi 21 meter. Menara ini berdiri tepet dibelekang kiblat masjid dan luas
masjid sekitar 625 m. Bentuk arsitektur masjid ini tidak jauh dengan
masjid-masjid tua di Indonesia yang dimana berbentuk atap tumpang ganjil seperti candi makin atas semakin mengerucut
dan padaatasnya tidak memiliki kubah tetapi tetap ada simbul bulan sabit dan
intang yang mengikuti akulturasi bagunan lokal kahas melayu dan jawa. (edy,2015:online)
Peranan
para ulama di indonesia sanagatlah besar dalam penyebaran Islam di Indonesia
khususnya degan berbagai jalur yang mereka lalui dan peninggalan-peninggalan
bersejarah lainnya seperti masjid dan dandalam berbagaihal lainnya yangmana
kebudayaan itu menjadi semakin kaya disetiap daerahnya dan menjadi keunikan
tersendiri di setiap daerah yang
memiliki ke khasannya masing-masing dan masuknya islampun tanpa
menghilangkan identitas dari bangsa Indonesia sendiri dan mungkin ini yang
menjadi alasan mengapa islam bisa mudah diterima oleh masyarakat indonesia.
begitulah ulasan singgat berupa artikel di postingan saya kali ini sob. sekian dulu pembahasan dari saya, semoga di postingan kali ini bisa mejadi sumber pembelajaran dan reprensi untuk mengetahui sejarah lokal. yang ada di Kalimantan Timur.
selalu igat sob melalui sejarah kita dapat belajar banyak hal tentang kehidupan.
jangan lupa yah sob tinggalkan jejak dengan komennya.!
kritik & sarannya saya tunggu sob?
Jadi ingatlah kawan, seperti pesan Bung Krno . Jangan Sekali-kali Meupakan Sejarah
#SALAM_JASMERAH
Terlalu sempit mengisi pengetehuan tanpa
sejarah.
Terlalu lauas mengetahui sejarah tanpa ilmu.
Tetapi betapa lengkap. Ilmu pengetahuan dengan mengetahui
sejarah,
@falkoni_rizal