Sunday, July 22, 2018

Konflik Jepang dan Amerika Serikat Serta Dampak Positif Kekalahan Jepang Atas Amerika di PD II


Photo  dokumentasi penandatanganan Kaisar Hirohito sebagai atas menyerah tanpa bersyaratnya kekalahan Jepang atas  Amerika
 
Konflik Jepang  dan Amerika Serikat Serta Dampak Positif Kekalahan Jepang Atas Amerika di PD II

            Jepang merupakan suatu negara di Asia Tenggara yang tidak bisa dipanndang hanya sebelah mata oleh dunia, secara histiris Jepang sudah berakarkan kebudayaan yang kuat. berdasarkan akulturasi yang harmoni pada masa pegaruh Dinasti Cina dan memiliki jiwa semagat juang yang tinggi dan sebagai bangsa yang sadar akan pentingnya pendidikan untuk membagun dasar suatu negara yang kuat serta sadar akan pentinnya penyerapan ilmu-ilmu untuk kemajuan bangsanya, namun ini semua tidak lantas melupakan jati diri negara jepang yang tetap memiliki ke khassannya tersendiri.

            Negara Jepang selalu terkenal degan inovasi untuk menuju kemajuan bagsanya ke arah negara yang lebih moderen, hal ini bisa kita lihat secara historis Jepang pada masa Resorasi Meiji. sebelum  ada kebijakan Restorasi Meiji, politik luar negri Jepang di tentukan oleh sikap menolak terhadap bangsa di dunia, yaitu ketika ke Sogunan Tokugawa pada masa kesogunan ini menerapkan politik isolasi. Tidak ada bangsa lain yang di izinkan  masuk kecuali Belanda yang masih diperbolehkan membuka perwakilan dagang di Pulau Dashima, Nagasaki. Politik isolasi ini bermaksud  untuk menolak pegaruh dari luar negri terhadap Jepang. Ketika itu Jepang tidak hanya menutup pintunya dari luar, tetap juga tidak begerak ke luar, sebelumnya Jepang megadakan hubugan degan Cina, bahkan pernah melakukan operasi militer ke Korea . Oda Nobunaga pernah menyerang Korea degan tujuan menaklukan Cina. [1](Agung, 2015 : 80)

            Setelah Rsetorasi Meiji dan runtuhnya Shogun Tokugawa, politik isolasi berakhir sudah. Semua politik luar negri ditujukan untuk menyelenggarakan semboyan “Sono Joi” dan Fokuku Kyohei.” Hal ini merupakan suatu politik yang bersifat defensif, yakni bermaksud untuk menghapuskan hak-hak ekstrateritorial bangsa-bangsa Barat (Eropa & Amerika Serikat) di bumi Jepang dan membuka kemungkinan bagi Jepang  agar dapat memperoleh ilmu pegetahuan dan teknologi dunia Barat.

            Kegemilangan Jepang yang diperoleh hingga 1937, di perang Dunia I belumlah memberikan kepuasan kepada Jepang. Sebaliknya jepang semakin agresif, hal ini Nampak jelas degan cita-cita pembentukan Negara Asia Timur Raya. Degan ini jepang berambisi besar untuk menggantikan kedudukan bangsa-bangsa Asia dari penjajahan kulit putih. Cita-cita yang tinggi memaksa Jepang harus melipatkan diri dalam kacah peperangan di pasifik  yang kemudian dikenal degan perang pasifik. [2](Agung, 2015 : 83)
            Adapun faktor-faktor yang menyebabkan Jepang bercita-cita ingin membentuk negara asia timur yaya adalah sebagai berikut:
Ø Jepang insyaf benar akan panggilannya untuk menjadi pemimpin di Asia. Kita masih igat akan tentunya degan plakad Jepang di Indonesia, degan semboyan 3 a, yaitu: Jepang Cahaya Asia, Jepang Sebagai Pelindung Asia, dan Jepang Pelindung Asia,
Ø Jepang merasa dirinya kuat untuk berhadapan degan kekuatan Barat yang besar di Asia dan pasifik.
Ø Kemajuan industri dan perdagangan yang pesat memaksa jepang untuk mencari daerah-daerah Asia sebagai tempat pemasaran dan pengambilan barang mentah.
Ø Kepadatan penduduk yang semakin cepat perkembangannya, ini merupakan permasalahan yang sulit dipecahkan bagi Jepang. Satu-satunya jalan megatasi masalah penduduk adalah memindahkan sebagian penduduk Jepang ke daerah-daerah lain. Apabila cita-cita Jepang bisa terealisasikan ,asalah nasional Jepang ini dapat di pecahkan.
            Untuk merealisasikan cita-citanya ini Jepan melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:
Ø Membuat Pakta anti-Komunis (1936), yang beranggotakan Jepang, Jerman, Italia, Hongaria, Manchukuo dan Spayol.
Ø Membentuk Pakta Poros (1940) setelah Jepang berhasil menguasai Indocina dari tangan Prancis pada 1940, maka Jepang segera megadakan perjanjian degan Jerman dan Italia. 
Ø Megadakan perjanjian degan Uni Soviet 1941 (Neotrality Pact), yaitu perjanjian agar tidak sasling menyerang.
            Ketiga tindakan tersebut  tidak lain merupakan usaha Jepang untuk memperkuat pertahanan diri terhadap kemungkinan adanya bahaya dari rintagan negara-negara lain. Sehingga degan pertahanan yang kuat  Jepang berharap akan mencapai cita-citanya, yakni meguasai Asia Timur dan Pasifik. Sekalipun Jepang menyadari ada kekuatan besar yang telah lama berkuasa dan berpengaruh di Asia Pasifik, yaitu Amerika Serikat.
            Dalam realisasikan acita-citan pembentukan Negara Asia Timur Raya, mendapat tantangan yang baik darai bangsa-bangsa Asia sendiri maupun bangsa-bangsa Barat, di antaranya Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat lah yang dipandang berbahaya bagi Jepang. Inggris kalaitu baru memiliki pangkalan angkatan laut di Sigapura . akan tetapi pada saat itu Inggris terpaksa memusatkan perhatian ke Eropa untuk menghadapi Jerman, kini hanya Amerika Serikat yang menjadi penghalang utama Jepang. [3](Latourette,1957 : 102)
            Sebagaimana kita tau Amerika Serikat sendiri pada saat itu sudah menyandang The Word Power, Amerika Serikat sendiri merupakan penguasa di Pasifik. Tempat tersebut dijadikan sebagai basis pertahanan dan sekekaligus untuk mengadakan pengawasan terhadap kepentigannya di Asia. Jepang sendiri mengetahui benar akan kepentigan amerika di Peari Harbour sebagai pertahanan penting Amerika Serikat, oleh karena itu Jepang sagat memperhitungkan degan cermat, secara diam-diam akan menghancurkan Pearl Harbour. Jika jepang tidak melakukan hal ini berarti Jepang degan cita-citanya akan menemukan kesulitan yang lebih besar. [4](Agung, 2015 : 85)
            Amerika Serikat juga sudah mengetahui bahwa pertentagan degan Jepang akan menjadi rumit, oleh karena itu Amerika Serikst mengambil tindakan yaitu sebagai berikut.;
Ø  Membekukan kekayaan jepang yang ada di Amerika Serikat
Ø  Menunjuk Jendral MascArthur untuk menjadi kepala stap angkatan perang Amerika Serikat.
Ø  F.D. Roosevelte dan W.Churhill megadakan pertemuan diteluk Argentina dan New Foundland,
            Sebelum perang pasifik pecah degan jalan diplomasi jepang masih mencoba mendapatkan pengesahan dari Amerika Serikat megenai posisinya yang istimewa di Asia. Akan tetapi usaha ini gagal,  karena Amerika Serikat Memiliki prinsip yang berbeda. Yakni demi kepentingan ekonominya  maka daerah pasifik harus dikuasainya, halinilah yang membahayakan penghalang bagi cita-cita Jepang  untuk membentuk Negara Asia Timur Raya.[5](Martinah,1976 :36)
            Mentri luar negri Amerika Serikat, Cordell Hull menyatakan kepada Jepang (Hideki Toju, selaku Mentri Perang) bahwa Jepang mendapatkan bahan yang diinginkan degan sarat Jepang mau menarik pasukannya dari Cina dan Indocina. Tetapi Jendral hideki Toju menolak pernyataan tersebut dan menyatakan jika perlu akan melawannya. Hideki Toju juga mengajukan beberapa usulan kepada Amerika Serikat yaitu:
Ø  Meminta AS agar menghentikan bantuannya kepada Cina
Ø  Amerika menghentikan pembekuan modal Jepang dan membiarkan agresi militer ke Cina.
Ø  Apabila AS mau memenuhi tututan tersebut maka Jepang akan menghentikan ekspansinya.
            Hideki Tojo sebenarnya tidak yakin kalua Amerika Serikat akan menerima tuntutan tersebut. Perang puntakterelakan lagi degan dimulainya pemboman Pear Harbour oleh Jepang pada 7 Desember 1941, di mana pada masa awal Jepang ada dalam ofensif  berakhir kemenagan dipihak Sekutu. Kekuatan Jepang benar-benar lumpuh setelah dibomnya Kota Hirosima dan Nagasaki oleh pihak Sekutu pada 6 dan 9 Agustus 1945. Perjanjian penyerahan Jepang kepada Sekutu ditandatangani pada 2 September 1945 di atas geladak kapal Missouri. Degan demikian nasib “Negara Matahari Terbit sementara terbenam” demikianlah ungkapan yang muncul ketika Jepang kalah  Perang Pasifik dan masuk pada pendudukan Amerika Serikat.
            Sejak itulah maka Jepang secara resmi masuk kedalam masa yang istimewa dalam sejarah yakni masa kependudukan Amerika Serikat selama kurang lebih selama 6 tahun (1945-1951) selama masa inilah pengalaman-pengalaman modern, dimana rakyt Jepang berevolusi dalam tempo yang singkat pula. Politik penduduksan AS di jepang memang keras, akantetapi juga bisa dikatakan lunak. Dikarenakan jepang dipaksa  untuk melepaskan kekuasaan kekaisaran kemudian diambillah oleh AS, dan yang lebih berat lagi Jepang harus membayar rampasan perang kepada negara-negara yang dirugikan oleh Jepang. Kontradiksinya dikatakan lunak kependudukan AS karna memberi ruang Jepang untuk memulihkan peekonomiannya yang hancur pasca perang. [6](Agung, 2015 : 90)
            Jepang dibimbing dan di beri bantuan untuk mengembangkan sistem demokrasi yang benar ada empat dasar kebebasan dari F.D Rssevelt yang menjadi pedoman dan juga dasar dalam pelaksanaan pendudukan yaitu:
a)      Fredom of speech and expression (kebebasan untuk berpendapat dan berekspresi)
b)      Fredom of every person to wordhip God in his owen way (kebebasan dalam memuja tuhan degan cara masing-masing)
c)      Fredom  from wante (kebebasan dari kemiskinan)
d)      Fredom from fear (kbebasan dari ketakutan)
            Politik kependudukan Amerika Serikat inilah yang menguntungkan bagi Jepang yang bisa memberikan dampak yang positif karna kesempatan bagi Jepang untuk megembangkan sistem perekonomian dan demokrasi, dalam pelaksanaannya kependuddukan nya di Jepang AS mengangkat MacArtur sebagai SCAP penjalan politik negara-negara sekutu di Jepang.
            Selma kependuduka Amerika Serikat di Jepang ada tiga pelaksanaan politik kependudukan yang dibagi menjadi tiga bagian Periode Revormasi (1945-1948) lalu Periode Penetapan (1949-1950) lalu yang terakhir Periode Ratifikasi (1950-191) dari periode-periode inilah jepang banyak mendapatkan perubahan yang besar dari berbagai bidang baik ekonomi, politik, pendidikan. Teknologi dan pertahanan[7](Agung, 2015 : 91)
            Dari sinilah sebuah pembelajaran Negara Jepang yang selalu belajar dari pengalaman yang pahitnya sekalipun, namun berbuah manis pada akhirnya. Degan cita-citanya pada Restorasi Meiji igin memoderennisasikan jepang kurang maksimal dan belum sepenuhnya berhasil, terapi tanpa segaja justru kekalahan perang atas Amerikalah yang membawa Jepang kearah Negara yang Lebih Moderen dan maju, dan kemudian Degan adanya perjanjian Perdamaian Perjanjian Fransisco, setelah disetujui oleh kedua belah pihak yang menetapkan sebsgsi berikut:
1.      Jepang mengakui atas kemerdekaan Korea dan kehilagan atas haknya atas Korea.
2.      Jepang kehilagan haknya atas Tiwan dan Pascadores.
3.      Jepang kehilagan haknya atas Kurile, Shakalin dan pulau-pulau lainnya melalui perjanjian Perdamaian Portesmonth 1905.
4.      Jepang menyerahkan segala miliknya dipasifik.
5.      Jepang kehilagan atas wilayahnya di Antartika.
6.      Jepang kehilagan haknya atas Pulau Spartly.
      Dari pihak Jepang naska tersebut di tandatagani oleh Perdana Mentri Yoshida, sedangkan dari Amerika Serikat oleh mentri Jhon Foster Dunlles. Perjanjian perdamaina ini ditandatagani pada 8 September 1951 itu merupakan proses akhir pendudukan Amerika Serikat atas Jepang[8](Martinah,1976 : 41)

DAFTAR PUSTAKA
BUKU
              Agung, Leo.2015. Sejarah Asia Timur 2. Yogyakarta : Ombak
              tourette K.S 1957. The Historiy of Japan. New York : The Macmillan Companiy                       
JURNAL
             Martinah, p.w. 1976. Sejarah Jepang, Ringkasan dari History of Japan. Karya K.S. Latourette.


[2] Agung, Leo.2015. Sejarah Asia Timur 2. Yogyakarta ; Ombak
[4] Agung, Leo.2015. Sejarah Asia Timur 2. Yogyakarta ; Ombak
[6]  Agung, Leo.2015. Sejarah Asia Timur 2. Yogyakarta : Ombak
[7]  Agung, Leo.2015. Sejarah Asia Timur 2. Yogyakarta : Ombak